watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

17 TAHUN UMURMU

Shanti adalah seorang gadis yang cantik dan
ramah. Usianya sudah 17 tahun dan ia tak dapat
lagi meneruskan sekolahnya karena orang
tuanya tidak mampu. Wajahnya oval dan sangat
bersih, kulit gadis itu kuning langsat. Mata Shanti
bersinar lembut, bibirnya kemerahan tanpa
lipstik. Shanti mempunyai rambut yang panjang
sampai dadanya, berwarna hitam, tubuhnya
seperti layaknya gadis kampung seusianya. Buah
dada Shanti membusung walaupun tidak dapat
dikatakan besar namun Shanti memiliki pantat
yang indah dan serasi dengan bentuk tubuhnya.
Pendek kata Shanti seorang gadis yang sedang
tumbuh mekar dan selalu dikagumi setiap
pemuda dikampungnya.
Tuti seorang wanita yang sudah berusia 32
tahun. Ia seorang janda ditinggal cerai suaminya.
Sudah 3 tahun Tuti bercerai dengan suaminya
karena laki-laki itu main gila dengan seorang
pelacur dari Jawa Tengah. Tuti bertubuh montok
dan bahenol. Semuanya serba bulat dan
kencang, wajahnya cukup manis dengan
rambut sebahu dan ikal. Bibir Tuti sangat
menggoda setiap laki-laki, walaupun hidungnya
agak pesek. Kulit Tuti berwarna coklat tua karena
ia sering ke pasar dan ke sawah sebagai buruh
tani kalau sedang musim tanam atau panen. Tuti
dulunya adalah seorang pelacur daerah Tretes,
Jawa Timur. Dulu uang begitu gampang
diperoleh dan laki-laki begitu gampang
dipeluknya, sampai akhirnya hukum karma
membuat ia menjanda karena sesama teman
seprofesinya juga. Banyak orang dikampung
yang diam-diam mengetahui sejarah kelam Tuti
dan banyak juga yang mencoba hendak
memanfaatkan dia. Tapi selama ini Tuti terlihat
sangat cuek dan sinis terhadap orang-orang
yang menggodanya. Buah dada Tuti besarnya
bukan main, sering ia merasa risih dengan
miliknya sendiri. Tapi ia tahu buah dadanya
menjadi buah-bibir baginya. Dan sedikit banyak
ia juga bangga dengan buah dadanya yang
besar dan kenyal itu. Tuti juga memiliki pantat
yang besar dan indah, nungging seperti
meminta....... tubuh Tuti sering menjadi mimpi
basah para pemuda dikampungnya.
"Shan, kamu sudah punya pacar belum?" Tiba
Tuti berjongkok didepan Shanti dan mulai
membantu gadis itu mencuci pirng-piring kotor.
Shanti terkikik dan menggeleng.
"Belum tuh"
"Lho? Gadis secantik kamu pasti banyak yang
naksir" kata Tuti sambil memandang Shanti.
Shanti tertawa lagi.
"Payah.?? semuanya mikir kesitu melulu" Jawab
Shanti.
"Memang.?? laki2 itu kalau melihat perempuan
pikirannya langsung ingin ngewe" kata Tuti tanpa
merasa risih berkata kasar.
"Ah mbak, jangan suka ngomong gitu ah"
timpal Shanti.
"Kan nggak ada yang dengar ini" Jawab Tuti.
Mereka terdiam lama.
"Mbak......." suara Shanti menggantung. Tuti
terus mencuci.
"Mmmm?" Jawab wanita itu.
"Ngggg........."
"Ngomong aja susah banget sih" Tuti mulai
hilang sabar. Shanti menunduk.
"Ngg...... anu........ ngewe itu enak nggak sih?"
Akhirnya keluar juga. Tuti memandang gadis itu.
"Yaaa........ enaak banget Shan, apalagi kalo yang
ngewein kita pinter" jawab Tuti seenaknya.
"Maksud mbak?" Shanti penasaran.
"Iya pinter.......... bisa macam-macam dan
punya kon**l yang keras!" kata Tuti sambil
terkikik. Shanti merah padam mendengarnya.
Tapi gadis itu makin penasaran.
"Bisa macam-macam apa sih, Mbak?" tanya
Shanti. Tuti memandangnya sambil
menimbang. Ah....... toh nanti gadis kecil ini
harus tahu juga. Dan Shanti sungguh cantik
sekali, sekilas mata Tuti tertumbuk pada posisi
Shanti yang sedang berjongkok. Tuti melihat
gadis itu mengangkang dan terlihat celana dalam
gadis itu berwarna coklat muda.
"Macam-macam seperti tempik kita diciumin,
dijilat bahkan ada yang sampai mau ngemut
tempik kita lohh...." jawab Tuti. Entah kenapa
Tuti merasa sangat terangsang dengan
jawabannya dan darahnya mendidih melihat
selangkangan Shanti yang bersih serta mulus.
"Idiiiih...... jorok ihhhh..... kok ada yang mau
sih?" Shanti sekarang melotot tak percaya.
"Lho...... banyak yang doyan ngemut memiaw
Shan. Ngemut kon**l juga enak banget kok"
jawab Tuti masih terus melihat selangkangan
Shanti.
"Astaga....... masak anunya lelaki diemut?" Shanti
merasa aneh dan jantungnya berdebar, ia
merasa ada aliran aneh menjalar dalam dirinya.
Gadis itu tidak mengerti bahwa ia terangsang.
"Oh enak banget Shan, rasanya hangat dan licin,
apalagi kalo ehm...... ehmm........."
"Kalo apa mbak?" Shanti makin penasaran. Tuti
merasa melihat bagian memiaw Shanti yang
tertutup celana dalam krem itu ada bercak gelap,
tapi Tuti tidak yakin.
"Yaaa........ malu ahhh....!" Tuti sengaja
membuat Shanti penasaran.
"Ayo doong mbak" rengek Shanti. Tuti sekarang
yakin bahwa memiaw gadis itu sudah basah
sehingga terlihat bercak gelap di celana
dalamnya. Tuti sendiri merasa sangat
terangsang melihat pemandangan itu.
"Kalo pejuhnya menyembur dalam mulut kita,
rasanya panas dan asin, lengket tapi enak
banget!" bisik Tuti didekat telinga Shanti. Shanti
membelalakkan matanya.
"Apa itu pejuh?" tanyanya. Tuti merasa tidak
tahan.
"Pejuh itu seperti santan yang sering bikin
memiaw kita basah lho" Jawab Tuti. Ia melihat
bagian memiaw Shanti makin gelap, wah gadis
ini banjir, pikir Tuti.
"Idiiihhh amit-amit, jorok banget sih"
"Lho kok jorok? Laki-laki juga doyan banget
sama santan kita, apalagi kalo memiaw kita
harum, tidak bau terasi"
"Idiiihh mbak saru ah!"
"Tapi aku yakin memiaw kita pasti wangi,
soalnya kita kan minum jamu terus"
"Udah ah, lama2 jadi saru nih" kata Shanti. Tuti
tertawa.
"Kamu udah banjir yaaa?" goda Tuti. Shanti
memerah, buru-buru ia merapatkan kedua
kakinya.
"Ahhh..... Mbaakk!!!" Tuti tersenyum melihat
Shanti melotot.
"Nggak usah malu, aku sendiri juga basah nih"
Kata Tuti. Ia lalu membuka kakinya sehingga
Shanti bisa melihat celana dalam putih dengan
bercak gelap ditengah, Shanti terbelak melihat
bulu-bulu kemaluan Tuti yang mencuat keluar
dari samping celana dalamnya, lebat sekali,
pikirnya.
"Ihhh..... mbak jorok nih" desis Shanti. Tuti
terkekeh.
"Mau merasakan bagaimana tempik kamu
diemut?" bisik Tuti. Shanti berdebar.
"Ngaco ah!"
"Aku mau emutin punya kamu, Shan?" Tuti
mendekat. Shanti buru-buru bangun dan
mundur ketakutan. Tuti tertawa.
"Kamu akan bisa pingsan merasakannya" bisik
Tuti lagi.
"Ogah ah..... udah deh...... jangan nakut-nakutin
akhh" Shanti mundur mendekati pintu kamar
mandi dan Tuti makin maju.
"Nggak apa-apa kok.... cuman diemut aja kok
takut?"
"Masak mbak yang ngemut?"
"Iya... supaya kamu tahu rasanya"
"Malu ahhhh......."
"Nggak apa-apaaa......" Tuti mendekat dan Shanti
terpojok sampai akhirnya pantatnya menyentuh
bibir bak mandi. Dan Tuti sudah meraba
pahanya. Shanti merinding dan roknya terangkat
ke atas, Shanti memejamkan matanya. Tuti
sudah berjongkok dan mendekatkan wajahnya
ke memiaw Shanti yang tertutup celana dalam.
Tuti mencium bau memiaw Shanti, dan Tuti
puas sekali dengan harumnya memiaw Shanti.
Dulu ia sering melakukan hal-hal seperti ini,
malah pernah ia bermain-main bersama 4
pelacur sekaligus untuk memuaskan tamunya.
Tubuh Shanti gemetar dan seluruh bulu
kuduknya meremang, gadis itu merasa suhu
tubuhnya meningkat dan perasaannya aneh. Tuti
mulai menciumi memiaw Shanti yang masih
tertutup. Pelan-pelan tangannya menurunkan
celana dalam Shanti dan Tuti terangsang melihat
cairan lendir bening tertarik memanjang
menempel pada celana dalam gadis itu ketika
ditarik turun. Tuti menjulurkan lidahnya
memotong cairan memanjang itu dan lidahnya
merasakan asin yang enak sekali. memiaw
Shanti sungguh indah sekali, tidak terlihat bibir
kemaluannya bahkan bulu-bulunya pun masih
halus dan lembut. Tuti mencium dan mulai
melumat memiaw Shanti. Gadis itu mengerang
dan menggeliat-liat ketika lidah Tuti menjalar
membelai liang memiawnya. Shanti benar-benar
shock dengan kenikmatan aneh yang
dirasakannya, ada perasaan geli dan jijik, tapi ada
perasaan nikmat yang bukan alang kepalang.
Gadis itu merasakan keanehan yang belum
pernah dirasakan sebelumnya. Bulu kuduknya
berdiri hebat tatkala lidah Tuti menyapu dinding
memiawnya, Shanti menggeliat-liat menahan
perasaan nyeri nikmat bagian bawah perutnya.
"Aahhh.... Mbak... uuuhhhh..... ssshhhhh....
ja.... jangan mb..... mbbak! Ji.... jijikhh....
aahhhh" Tuti tidak memperdulikan rintihan dan
erangan Shanti. Lidahnya bergumul dan
menembus liang memiaw Shanti dengan
lembut, Tuti tahu Shanti masih perawan dan ia
tak ingin merusak keperawanan Shanti, lidahnya
hanya menjulur tidak terlalu dalam, namun Tuti
sudah dapat merasakan cairan asin hangat yang
mengalir membasahi lidahnya dan Tuti
mengendus-endus bau khas memiaw Shanti
dengan sangat menikmatinya. Tuti perlahan-
lahan menyelipkan jari-jarinya kesela-sela
bokong Shanti, dengan lembut dan dibelai-
belainya liang anus Shanti, dan Shanti sedikit
tersentak tapi kemudian menggelinjang geli, tapi
Shanti membiarkan dirinya pasrah terhadap Tuti.
Ia percaya sepenuhnya pada Tuti dan sekarang
ia benar-benar merasakan kenikmatan yang
selama ini belum pernah ia rasakan bahkan
dalam mimpipun!
"Enak Shan?" desah Tuti dengan mulut
berlumuran lendir Shanti. Shanti memandang ke
bawah dan mengangguk, tubuhnya bergetar
hebat, ia tak menyadari bahwa itu yang
dinamakan klimaks kenikmatan seorang
perempuan. Tuti merasakan liang memiawnya
berdenyut dan ia meraba serta menusuk-
nusukkan jarinya sendiri keliang memiawnya
dan merasakan cairan licin membasahi jarinya.
Ia merintih dengan wajah tersuruk
diselangkangan Shanti, lidahnya kini menjulur
dan membelai liang dubur Shanti dan membuat
gadis itu terlonjak-lonjak kegelian serta terpana
mendapatkan perlakuan yang tidak pernah
dibayangkannya. Shanti merasa liang duburnya
ditekan-tekan oleh benda lunak dan sesekali
terselip masuk kedalam dan ia akan terlonjak
kaget becampur geli, tapi lebih banyak
merasakan kenikmatannya.
Entah bagaimana awalnya, tapi kenyataannya
Shanti dan Tuti telah saling memeluk dalam
keadaan telanjang bulat dilantai kamar mandi.
Tuti mencium mulut Shanti, mulanya gadis itu
menolak tapi permainan jari-jemari Tuti diitilnya
membuat gadis itu mabuk kepayang dan
kepalanya dipenuhi nafsu berahi yang
memuncak dashyat. Tuti melumat mulut Shanti
dengan penuh nafsu, Shanti membalasnya
dengan malu-malu tapi mereka berdua memang
saling melumat juga akhirnya. Terdengar bunyi
mulut mereka ketika lidah mereka saling mengait
dan saling menghisap. Shanti berkelojotan
berkali-kali dan Tuti merasakan memiawnya
berdenyut-denyut nikmat, ia membayangkan
Shanti menjilati dan mengemuti kemaluannya.
Perlahan-lahan Tuti mulai menjilati leher gadis itu
dan terus menciumi ketiak Shanti, gadis itu
menggelinjang kenikmatan dan makin
mengerang keras ketika Tuti mulai menghisap
puting tetek Shanti. Perlahan Tuti menggeser
posisinya sehingga Shanti dapat membelai
memiawnya, tapi gadis itu hanya menggeliat
saja. Tuti tidak sabar, diambilnya tangan Shanti
dan ditaruhnya di memiawnya, Shanti mulai
membelai dengan canggung. Ketika jarinya tidak
sengaja masuk keliang memiaw Tuti, segera saja
wanita itu memajukan pinggulnya dan
memompa jari Shanti. Shanti mulai mengerti
dan ia mulai memainkan itil Tuti dan membuat
wanita itu terlonjak-lonjak nikmat. Lalu perlahan
Tuti sudah mengangkangi Shanti dan ia
menciumi memiaw Shanti kembali, lidahnya
kembali menggumuli liang kemaluan gadis itu.
Shanti kembali merasakan terjangan gelombang
kenikmatan manakala memiawnya digumuli
Tuti, Shanti membiarkan wajahnya basah karena
cairan memiaw Tuti berjatuhan, menetes dan
membentuk lendir panjang, tapi Shanti tidak
berani menjilat lendir yang jatuh dibibirnya. Ia
memandang liang memiaw wanita itu dengan
heran. memiaw Tuti dengan bibir tebal
kehitaman, bulu kemaluan yang lebat bukan
main tapi tidak menutupi liang itu. Shanti melihat
memiaw Tuti lain dengan miliknya. Dan
memiaw itu makin turun sehingga nyaris
menyentuh hidungnya. Shanti mencium bau
memiaw Tuti dan dirasakannya sama baunya
dengan memiawnya.
Shanti menjerit tertahan ketika mencapai klimak,
tanpa sadar ia menarik bokong Tuti sehingga
wajahnya terbenam dalam memiaw wanita itu,
Shanti gelap mata, ia menjulurkan lidahnya dan
menggumuli liang penuh lendir bening itu.
Shanti bahkan menghisap lendir itu seperti
kelaparan. Shanti mengemut itil Tuti yang besar
dan menonjol. Tubuh Tuti kaku seperti kayu dan
bergetar hebat, pinggulnya kejang-kejang
merasakan orgasme yang luar biasa ketika itilnya
dihisap dan dijilat Shanti. Tuti menjerit keras dan
ia menekan memiawnya sehingga ia dapat
merasakan hidung Shanti terselip dibelahan liang
memiawnya dan ia menggoyang2kan
pinggulnya maju mundur dan dirasakannya
itilnya bergesekan dengan hidung Shanti dan
gadis itu malah menambahkan kenikmatan Tuti
dengan menjulurkan lidahnya sehingga setiap
kali Tuti memajukan atau memundurkan
pinggulnya selalu bergesekan dengan lidah serta
hidung Shanti. Tuti berkelojotan hebat sekali, ia
meliuk-liuk seperti menahan nyeri, matanya
berputar sehingga menampakan putihnya saja
dan mulutnya mengeluarkan desahan
kenikmatan.
"Shantiiiiiii!!!!....... aaaaaaarrrrgggghhhhh!!!!....."
Tuti merasakan bagian bawah perutnya nyeri
dan ngilu. Orgasme yang ternikmat yang pernah
dirasakannya sejak ia meninggalkan dunia
hitamnya.
Shanti merasa puas karena berhasil membuat
Tuti menjerit-jerit minta ampun karena
kenikmatan. Shanti merasa, ternyata ia suka
sekali dengan rasa dan bau memiaw Tuti. Ia
berpikir apakah memiawnya juga seenak itu. Ia
merasakan hangatnya liang memiaw Tuti dan ia
merasakan kasarnya bulu-bulu kemaluan Tuti
kala menggesek diwajahnya. Shanti tersenyum
lemah karena lelah. Tuti ambruk diatas tubuhnya
dan Shanti membiarkan, dan gadis itu iseng
membuka pantat Tuti dan memperhatikan liang
anus Tuti. Shanti melihat liang dubur Tuti seperti
bintang berwarna kehitaman dan sangat indah.
Shanti penasaran, ia mencium serta mengendus
liang itu.... tidak berbau apa-apa. Tuti diam saja
membiarkan Shanti berbuat sesukanya. Shanti
menjulurkan lidahnya dan menyentuh liang
dubur Tuti dengan perlahan, kemudian ia
menempelkan hidungnya lagi dan merasakan
kehangatan liang itu. Dan Shanti mulai menekan-
nekan lidahnya ke liang itu dan membuat Tuti
menggelinjang geli.
"Aduh Shan, enak.... terus Shan... jilat... jilat
terus... ya.. ya... aaakkhhhh..." Tuti merasakan
lidah Shanti kaku menusuk liang duburnya. Tuti
bangkit lalu berjongkok diatas wajah Shanti dan
ia mulai menurun naikkan bokongnya sehingga
lidah Shanti yang kaku dirasakannya menembus
sedikit kedalam liang duburnya. Tuti menggeram
pelan...... Shanti merasakan perasaan aneh ketika
lidahnya melesak masuk kedalam liang dubur
Tuti, ia menyukai permainannya itu dan merasa
senang dengan apa yang diperbuatnya.
Lidahnya tidak merasakan apa-apa, yang
dirasakan cuma perasaan anehnya saja.
Tuti tidak ingin Shanti terus melakukan untuknya.
Ia menggulingkan Shanti sehingga gadis itu
terlentang, lalu kedua kakinya diangkat oleh Tuti
sehingga liang dubur gadis itu mencuat keatas
wajahnya. Dijilatnya liang dubur Shanti dengan
rakus, lalu setelah licin oleh air liurnya
dimasukkannya jarinya kedalam liang itu. Shanti
menggigit bibir, ia merasa mulas tapi sekaligus
nikmat. Kemudian dilihatnya Tuti mengeluar
masukkan jarinya lalu setelah beberapa lama Tuti
menjilati jari itu dengan nikmat, bahkan lidahnya
terbenam jauh kedalam liang duburnya. Shanti
mengeluh, belum pernah itu membayangkan
apalagi merasakan perbuatan seperti itu, gadis itu
mabuk kepayang dan sangat terangsang dengan
perbuatan Tuti. Ia merasa seolah-olah Tuti adalah
pembersihnya, Shanti memejamkan mata dan
merasakan memiawnya berdenyut
mengeluarkan cairan.
Tuti benar-benar tergila-gila dengan
perbuatannya itu, ia tidak pernah menjilat liang
dubur pria dan ia tak pernah ingin, tapi liang
dubur Shanti begitu merangsang, begitu lembut
dan begitu nikmat. Tuti tidak mau
membayangkan apa yang biasa keluar dari
lubang itu, ia cuma ingin merasakan lidahnya
terjepit diliang itu dan bagaimana rasanya. Ia
tahu Shanti gadis yang sangat bersih, sama
dengan dirinya. Tuti tidak kuatir dengan hal itu.
Yang diinginkannya saat ini hanyalah membuat
Shanti betul-betul puas dan dewasa. Tuti
kemudian memompa liang memiaw Shanti
dengan lidahnya dan membuat gadis itu
meraung-raung serta kejang-kejang.
"Mbaakkkk... sudah mbaakkk.... ampuuunnn......
ooohhhhh!!!" Shanti sudah tidak kuat lagi
menanggung kenikmatan yang datangnya
bertubi-tubi melanda tubuh dan perasaannya. Ia
menjambak rambut Tuti dan berusaha
membuat wajah itu jauh dari memiawnya. Dan
akhirnya mereka berbaring lelah dilantai kamar
mandi. Tuti memandang Shanti....
"Bagaimana? Sudah mau pingsan keenakan
belum?" tanya Tuti. Shanti membuka matanya
dan memandang wanita itu.
"Bisa gila aku mbak.... aahhh benar-benar bisa
gila!" Desah Shanti. Tuti tersenyum.
"Mau lagi?"
"Jangan! Bisa semaput benaran aku nanti..."
"Ya sudah tak mandikan yuk!" Kata Tuti. Mereka
bangkit dan kemudian saling memandikan. Sejak
itu Shanti mengetahui apa yang harus
dilakukannya jika berahinya datang melanda.
Kejadian pertama itu membuatnya tahu apa
sebenarnya yang dapat membuatnya nikmat
dan puas. Shanti belajar banyak dari Tuti. Dan ia
memuja wanita itu.
Malam itu Shanti tidak dapat memejamkan
matanya, ia teringat perbuatannya dengan Tuti.
Terbayang olehnya perbuatan Tuti terhadap
dirinya, Shanti merasa seluruh bulu ditubuhnya
berdiri dan ia merasa agak demam. Ia mengeluh
karena merasa ingin sekali mengulangi lagi
dengan wanita itu. Shanti bangun dan berjalan
kemeja kecil tempat ia biasa merias diri. Dikamar
sebelah terdengar suara2 aneh, itu kamar
Supriati, teman sesama kostnya. Shanti
mencoba mendengar, antara kamar dengan
kamar hanya dibatasi dinding papan tipis. Shanti
kadang suka kesal dengan Supriati yang bekerja
di pabrik karena wanita itu suka menendang-
nendang dalam tidurnya dan itu membuat
Shanti kaget setengah mati ditengah malam. Tapi
suara sekarang lain, bukan suara yang keras,
suara yang samar-samar dan sepertinya ada
suara lain, Shanti menempelkan telinganya dan ia
mendengar suara rintihan Supriati. Shanti
berdebar, ini malam minggu....biasanya pacar
wanita itu suka datang menginap. Sedang apa
mereka?
Shanti berjingkat keluar kamar. Diluar sepi sekali,
sekarang sudah jam 1 pagi, pasti Supriati sedang
berasyik-asyik dengan pacarnya. Shanti tegang,
ia berjalan kebalik kamar Supriati yang
bersebelahan dengan ruang televisi. Shanti tahu
disana dindingnya tidak sampai atas dan dinding
itu yang menyekat kamar Supriati. Pelan-pelan
Shanti naik keatas bangku, lalu naik lagi keatas
lemari pendek dan ia berjongkok disana. Ia ragu
hendak berdiri, takut terlihat, tapi keingin
tahuannya membuatnya nekad. Dan pelan-pelan
kepalanya menyembul dan pandangannya
menatap kedalam kamar Supriati. Penerangan
kamar itu agak redup tapi Shanti bisa melihat
dengan jelas Supriati sedang ditindih oleh
pacarnya! Supriati mengerang sambil
menggeliat-geliat menggoyang pinggulnya,
kedua kakinya terlipat dan menekan pantat
pacarnya. Pacarnya menggenjot Supriati dengan
cepat. Shanti merasa meriang, matanya
terbelalak dan tubuhnya gemetar. Laki-laki itu
sedang meremas buah dada Supriati dan wajah
mereka menempel satu sama lainnya. Mereka
sedang berciuman dengan liar. Supriati
menggumam dan melihat tangan Supriati
meremas-remas pantat pacarnya dengan keras.
Shanti terangsang sekali, belum pernah ia
melihat pemandangan orang yang sedang
bersetubuh dan sekarang ia merasa aneh, ia
merasa perutnya ngilu dan dengkulnya gemetar
tak keruan.
Pacar Supriati berteriak tertahan dan mengangkat
bokongnya. Shanti melihat tangan Supriati
masuk kebawah dan terlihatlah kon**l yang
besar sekali didalam genggaman Supriati dan
kon**l itu menyemburkan cairan putih ke perut
Supriati. Supriati mengocok kon**l pacarnya
dengan cepat dan laki-laki itu nafasnya
mendengus-dengus hebat dengan tubuh
bergetar. Shanti merinding melihat benda yang
besar dan panjang seperti itu, Shanti ngeri
melihat kon**l yang begitu besar, ia tahu bahwa
itu besar sekali karena sebelumnya Shanti belum
pernah membayangkan kon**l dapat membesar
dan sepanjang itu! Shanti melorot turun dengan
lutut lemas, ia berjingkat kembali masuk kedalam
kamarnya lalu merebahkan diri diranjang.
Mengerikan sekali kon**l lelaki, pikirnya. Mana
mungkin benda sebesar itu muat dimemiawnya?
Shanti merinding membayangkan lubang
memiaw Supriati yang pasti luar biasa besar.
Dan Shanti akhirnya terlelap.


Adult | GO HOME | Exit
1/2139
U-ON

inc Powered by Xtgem.com